Kamis, 11 November 2010

PERGI KE MAL

Waktu untuk pergi berbelanja yang di janjikan Ayah tiba. Kali ini kami akan berbelanja di Mal Metropolitan Bekasi. Jarang-jarang sekali aku berbelanja ke Mal. Satu bulan sekali belum tentu kami pergi ke sana. Mungkin saat ini bertepatan dengan menanti hari lebaran. Makanya di Mal juga banyak dilakukan diskon besaran-besaran.
Kakakku juga ikut bersama aku dan Ayah pergi ke Mal. Kebetulan, kata kakak dia ingin membeli Ensiklopedi Pengetahuan di toko buku. Akhirnya, dengan mengendari sepeda motor kami pergi ke Mal yang berjarak kurang lebih lima belas kilometer. Setelah bersusah payah kami menempuh perjalanan, karena tadi sempat kami terjebak macet akhirnya tiba juga kami di Mal. Setibanya kami di sana, aku tercengang karena begitu banyak sekali pembeli yang memadati Mal. Tubuhku yang masih kecil, selalu limbung jika ada orang dewasa yang menyonggol tubuhku maka kami saling bergandengan tangan agar tak terpisah.
Ketika kami tiba di toko buku, kami juga melihat begitu banyak koleksi buku yang di jual di sini. Selintas aku berangan andai aku bisa membaca semua buku di sini. Wah..!! tentunya aku akan jadi orang hebat yang banyak pengetahuannya. Tunggu saja, mungkin sekarang aku belum bisa membaca, tapi nanti ketika aku telah masuk sekolah dasar aku ingin menjadi murid yang senang membaca. Setalah kakak berkeliling akhirnya dia berhasil menemukan buku yang di inginkannya.
“Wow, kak tebal sekali bukunya?” tanyaku
“Iya, ini namanya Ensiklopedi. Di dalam kita bisa dapat banyak sekali pengetahuan. Selain itu, di dalamnya juga terdapat gambar-gambar jadi kita nggak di buat bosan ketika membacanya” jawab kakak
“Hebat ya kak, kalau nanti aku sudah bisa baca aku pinjem ya kak” pintaku dengan polosnya
“Ah, kamu dik. Tenang aja. Yang penting kamu belajar membaca dengan benar dulu”
“Betul kata kakakmu. Besok kalau kamu sudah bisa membaca, ayah juga akan membelikan buku yang kamu inginkan”
“Yeahhh....!!!” alangkah senangnya aku. Tunggu saja, kalau aku sudah bisa baca, akan aku lahap banyak buku.
***
Setalah kakak mendapatkan buku yang diinginkan, kami melanjutkan pergi ke toko baju. Berhubung sebentar lagi lebaran, aku mempersiapkan baju yang baru karena tahun lalu kami tak membeli baju yang baru maka tahun ini pun rasanya amat membahagiakan buatku.
Sesampainya di sana, aku melihat banyak sekali papan diskon yang ditawarkan. Aku tahu setelah aku bertanya pada ayah. Katanya semakin besar angka diskon yang diberikan maka akan semakin besar pula potongan yang akan didapatkan.
Ketika ayah sedang memilih-milih baju untuk kakak, aku melihat sebuah pintu kaca dalam Mal yang bisa membuka dan menutup dengan sendirinya. Pintu itu akan membuka ketika ada pengunjung yang mendatanginya, begitu juga ketika pengunjung telah manjauh maka pintu itu akan menutup dengan sendirinya. Aku penasaran, apa yang sebenarnya membuat pintu ini bisa bergerak sendiri. Rasa penasaran ini membuatku semakin ingin mendatanganginya. Lalu aku pun meminta izin pada Ayah
“Yah, aku mau lihat pintu itu dulu ya yah?” pintaku
“Ya. Hati-hati” jawab ayah singkat. Sepertinya ayah hanya sekadar mengiyakannya saja. Ayah masih tetap memili-milih baju ketika menjawabnya.
Aku pun tak mau menyiakan kesempatan ini. Aku mendekati pintu itu. Tiba juga akhirnya aku di depan pintu. Betapa asiknya, ketika aku berhasil ‘menggoda’ pintu ini. Berulang kali aku maju mundur. Berulang kali pula pintu ini menutup dan membuka. Wah, asik sekali. Aku maju mundur terus menggodanya.
“wah asik juga bisa ngerjain pintu ini. hahahahaha” pikirku
Setelah di rasa bosan, aku kembali ke tempat di mana ayah dan kakak memilih-milih baju. Tapi, apa yang terjadi? Ternyata ayah dan kakak tidak ada di tempat itu. Di mana mereka? Di mana? Di mana? aku takut tertinggal.
Aku mencari di setiap lorong rak-rak baju. Aku tetap saja tidak menemukan mereka. Waduh, di mana mereka? Ya Allah, bantu aku menemukan mereka. Aku takut kalau nanti aku hilang. Aku cari, cari, dan cari.
Setelah aku mencari-cari, tetap tidak ditemukan. Aku hampir putus asa, dan menyerah saja. Lalu meratapi nasib di depan toko Mal, sambil memandangi orang-orang yang lewat. Tapi pikiran itu langsung aku buang jauh-jauh. Aku bukanlah seorang anak yang mudah menyerah. Aku yakin, aku pasti bisa. Aku bisa menemukan mereka. Aku yakin.
Aku berjalan perlahan-lahan sambil memandangi simbol-simbol yang ada di setiap atas pintu. Walau aku belum bisa membaca, setidaknya aku sudah bisa memahami maksud simbol dengan gambar yang ada. Aku pahami satu persatu. Simbol gambar pria dan wanita berdiri, mungkin ini toilet. Oh ini bukan yang aku cari. Simbol mobil dan motor. Yah, tepat!!! Ini yang aku cari. Pintu di mana pertama kali aku masuk Mal ini. Aku menuruni lantai bawah tanah ke tempat yang aku cari. Tempat parkir motor.
Setiba aku di lantai bawah tanah, tempat parkir kendaraan aku berpikir lagi di mana posisi motor yang ayah parkir tadi. Yeah...!!!! ketemu, itu dia. Misi selesai, sekarang aku hanya tinggal menunggu ayah dan kakak di sini.
Beberapa menit kemudian, setelah aku cukup lama menunggu akhirnya tiba juga ayah dan kakak.
“De, kamu ke mana aja si?” tanya kakak dengan nada sedikit tinggi
“Iya. Kamu tadi ke mana?” tanya ayah juga
“Lho tadi kan Dede udah bilang mau pergi ke pintu yang bisa membuka dan menutup sendiri itu lho”
“Lho ayah kok nggak tahu”
“Iya. Mungkin ayah sedang sibuk memilih-milih baju. Jadi nggak begitu sadar. Kamu pintar juga De nunggu kita di tempat parkir” jawab kakak bijak.
“Hehehehe. Jelas donk, siapa dulu Dede” jawabku sambil tersenyum
“Yang benar? Ya sudah Ayah minta maaf. Yang penting sekarang kita sudah berkumpul kembali. Ayo sekarang kita ke pusat informasi, kita kasih tahu petugas kalau Dede sudah ketemu”
“Oke. Jangan sampai kita berpencar lagi ya” pinta Ayah
Dengan rasa bahagia dalam hati, lalu kami pergi ke pusat informasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar