Kamis, 11 November 2010

WASPADALAH...! WASPADALAH...!

SD Nusantara tidak begitu jauh dari rumahku. Berangkat dan pulang sekolah aku selalu berjalan kaki. Selain hemat, aku juga bisa sekaligus berolahraga jadi bisa bikin badan sehat. Sehabis pulang sekolah, aku sempatkan menonton berita di televisi. Sebelumnya mama juga sudah menyuruhku untuk makan siang. Sambil makan siang aku menonton berita. Ada berita kecelakaan, kejahatan, kuliner, wisata, dan berbagai macam berita yang lain. Dari berita-berita itu yang paling menarik buatku adalah maraknya tindak kejahatan yang terjadi di sekitar kita. Tanpa kita sadari, begitu banyak kejahatan yang siap datang menerkam kita. Untuk itu mama selalu mengingatkanku untuk waspada dimana pun aku berada.
Ketika acara berita sudah hampir selesai, seorang pembawa berita itu yang bernama bang Napi menyampaikan kepada penonton untuk mewaspadai tindak kejahatan disekitar kita.
“Ingat kejahatan terjadi bukan karena ada niat pelakunya, tetapi juga karena ada kesempatan. Waspadalah...! waspadalah...!” begitu pesannya. Mendengarnya aku menjadi takut kalau-kalau nanti ketika aku pergi atau pulang sekolah ada penjahat yang menyergapku. Oh tidak.... ya ampun bagaimana ini? Saking lelahnya aku setelah belajar di sekolah di tambah rasa khawatir aku putuskan untuk tidur siang saja. Huammmpp.....!
***
Lagi-lagi aku sendirian pulang sekolah. Teman-temanku kebanyakan rumahnya jauh-jauh. Jadi ada yang di jemput, naik angkot, ada yang bersepeda, ada juga yang berjalan kaki, seperti aku ini contohnya.
Aku berjalan santai, melihat kendaraan yang berseliweran silih berganti. Banyak sekali kendaraan yang memakai jalan pada siang ini. Mungkin ini memang jam istirahat, jadi banyak orang dari pekerja kantoran, PNS, maupun buruh yang menikmati jam istirahat mereka. Saat aku berjalan pulang, seorang yang bertubuh tinggi besar dengan jaket kulit dan topi hitam yang dikenakannya berjalan mengikutiku. Pria itu berada di belakangku sejauh kira-kira lima meter. Sesekali aku mencuri-curi pandang melihat ke belakang, namun ketika aku melihat ke belakang pria itu menghentikan langkahnya dan mengalihkan pandangannya. Aku berjalan lagi, pria itu pun kembali berjalan. Aku berhenti dan melihat ke belakang, pria itu pun juga menghentikan langkahnya. Jangan-jangan pria itu tokoh sindikat penculikan anak Internasional. Menculik anak-anak, lalu di jualnya di luar negeri untuk dijadikan pembantu di sana. Oh tidak...! Rasa takutku bertambah setelah kemarin aku menonton berita tentang banyak tindak kejahatan sedang yang terjadi. Aku ingat pesan bang Napi,
“Waspadalah....!Waspadalah....!”
***
Syukurlah akhirnya tiba juga aku di rumah. Aku tak tahu bagaimana jadinya kalau pria tadi adalah seorang penjahat lalu menculikku. Pria itu sudah menghilang entah kemana. Sejak aku berada di dekat tikungan gerbang depan rumah.
Namun kegembiraanku ini tak kunjung lama, setelah aku sadari bahwa mama sedang pergi arisan. Mama meninggalkan sebuah pesan yang di tempelkan di pintu.
Mama pergi arisan dulu ya Han,...!
Kamu jaga rumah. Makan siang sudah mama siapin di atas meja.
Kalau kamu mau masuk, kunci pintunya ada di bawah keset depan pintu.
Mungkin mama akan pulang agak sore nanti,
karena sekalian mau jenguk teman mama yang sakit.
Deg..! langsung aku buru-buru mengambil kunci yang ada di bawah keset sesuai perintah mama. Aku buka pintu dan langsung menguncinya dari dalam.
Saat aku sedang mengunci pintu, aku kembali melihat sesosok pria berjaket hitam tadi kembali melintas di depan rumahku. Kali ini ia melakukan aksi yang lebih berani lagi. Dia membuka pintu gerbang pagar rumahku dan mulai masuk.
Ya Allah, bagaimana ini? Saking takutnya, lututku sampai gemetar, gigiku juga berceletukan menahan dinginnya rasa takut yang menyergapku. Hampir-hampir aku ngompol karena saking takutnya. Setelah pria itu semakin mendekati pintu. Semakin mendekat, mendekat, dan mendekat.
***
“Farhaaaan..!!!! bangun kamu..!!!! tidur siang kok ngompol...!!!! mimpi apa kamu?” suara mama membangunkanku. Setelah aku sadari celanaku basah karena ompol. Ya ampun ternyata cuma mimpi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar